Asal Mula ide didirikannya Kareem International
Saat itu tahun 2014 di bulan Maret, saya masih bekerja sebagai Senior Manager di salah satu perusahaan yang berkantor di kebun jeruk. Pagi itu saya mendapatkan email dari seseorang yang mengaku pejabat kementrian perdagangan yang berkantor di Lagos, Nigeria. Beliau memperkenalkan dirinya : Pak Bona Kusuma.
Reaksi pertama saya adalah ; Curiga.
Maaf, ini Nigeria market. Kita harus memfilter informasi se detail mungkin. Dan saya coba memastikan dengan menelpon ke Kementrian Perdagangan di Jl. Ridwan Rais, apa benar ada pejabat mereka yang berkantor di Lagos dan bernama pak Bona Kusuma. Dan alhamdulillah, terkonfirmasi. Pak Bona adalah wakil direktur ITPC Lagos.
Untuk bapak / ibu yang bergerak di export saat ini, mungkin sudah akrab dengan yang namanya ITPC. Tapi saya mendapatkan jalan yang agak beda. Pertama kali menjadi sales export di tahun 2007, atasan saya menyarankan untuk kita jalan sendiri saja, tanpa melibatkan atau bertanya pada pemerintah. Bisa Ribet nanti.
Catatan awal; mari kita syukuri
alhamdulillah, terasa sekali perbedaan arah dan juga keterlibatan pemerintah dalam mendorong export. Mulai dari 2007 pertama kali saya jadi sales export yang di doktrin untuk jalan sendiri saja. Sementara sebenarnya waktu 2004 saya dalam posisi sebagai buyer terhadap produk Korea, itu kehadiran KOTRA Jakarta (ITPC nya Korea) sudah sangat terasa membantu export Korea. Dan kemudian iklim export itu bermutasi besar terutama selama Pandemi, dengan berkelompoknya di banyak wag, teman-teman pengusaha / penggiat export, terutama group yang digawangi oleh pak Dubes Jony Sinaga.
Singkat cerita, saya mendapatkan konfirmasi bahwa benar pak Bona Kusuma adalah pejabat di ITPC Lagos, dan beliau membantu saya untuk menggolkan penjualan produk kami (kopi instant) ke Nigeria.
Beberapa bulan setelah kontak pertama tadi. Bona (saya memanggil beliau) berkabar kalau dia ada tugas ke Jakarta dan mengajak saya ketemu. Dan kami bertemu sambil ngopi di Setiabudi, Kuningan. Ngobrol ngalor ngidul kesana kemari. Dan kemudian Bona bertanya / minta tolong pada saya:
Bona. : Ndar, gw sebenarnya ingin mencari seseorang, gw mau belajar dari orang itu. Kalau bisa lu tolong bantu gw.
Saya : oke, apa yang gw bisa bantu Bon?
Bona : gw lagi mencari orang itu, salesman export, orang ini sudah menjual ke Nigeria, sejak tahun 2008. Saat itu ITPC belum ada (ITPC Lagos - kata Bona- baru berdiri resmi 2010). Nah orang ini udah jualan dari 2008 Ndar!, berarti kan dia bisa jalan, TANPA bantuan ITPC, gw pengen tanya-tanya dan belajar ke orang ini. Bisa gak lu cariin orang ini?
Saya : Bon, gila lu. Ada ribuan kali export salesman di Jakarta, mana gw tahu yang mana yang lu mau cari.
Bona : yaaa untung-untungan lah Ndar, siapa tahu lu kenal. Tapi ini perusahaan hebat lho, udah masuk Nigeria tahun 2008, supply ke perusahaan besar disana, dan sekarang (2014) mau dapat Primaduta award si buyernya.
Saya : Oke Bona, siapa tahu ya. Lu bisa kasih clue dikit gak, nama perusahaannya mungkin.
Dan Bona memberikan beberapa clue untuk membuat saya bisa membantunya mencarikan orang tersebut. Yang akhirnya saya jadi kaget sendiri karena clue itu mengarah ke ......
Saya : Bon, kalau itu clue dari lu (nama perusahaan, nama client di nigeria, lokasi perusahaan), yang lu cari itu, GW Bon!!
Bona lebih kaget lagi, "hah! elu Ndar!"
================
Setelah ngakak dengan kebetulan tersebut. Kemudian kami berdiskusi:
Saya : Bon, seharusnya lu gak mencari gw Bon. Seharusnya yang lu cari itu atasan gw, gw kasih lu alamat kantor dan hape mantan bos gw ya (saya sudah resign lama dari perusahaan itu)
Bona : kenapa ndar?
Saya : gini Bon, untuk sampai gw masuk di radar lu, sampai lu cari gw. Itu kan karena gw berhasil membuka market kan?
Bona : benar ndar, kalau lu gagal buka market saat itu, pastinya gak akan masuk ke record gw (pemerintah) juga.
Saya : Yang harus lu pahami bro, untuk bisa berhasil itu. Gw trip berkali-kali ke market. Trip Bon gw! Visiting, dan frekwensi trip gw itu tinggi banget, gw melakukan perjalanan ke luar negeri setiap bulan selama 3 tahun, 2-3 negara untuk sekali trip.
Bona : wah gila lu ndar, se aktive itu?
Saya ; Yess, se aktive itu. Trip tiap bulan. Dan itu pun frekwensi trip gw masih kalah dibanding atasan gw yang orang Malaysia. Karena ke banyak negara, mereka gak perlu Visa. Jadi kalau gw terbatasi harus apply visa dulu. Malaysia dan Singapore mah bisa go show langsung.
Bona : wah biaya operasional export itu mahal banget dong ya Ndar?
Saya : sangat mahal Bona. Lu hitung aja deh. Tiap trip itu gw kas bon ke kantor 6,000 dollar. Belum lagi tiket dan hotel, sudah dipesan online oleh staf kantor. Lalu, gaji gw juga berapa. Tapi yaaa lu lihat lah hasilnya, alhamdulillah.
Tapi ingat Bona, gw kan pegawai kan statusnya. Asal dari kampung pula. Seandainya gw gagal saat itu pun, kalau pas pulang kampung, masih akan di anggap hebat Bon hehehehe. Udah keliling dunia hehehehehe
Bona : benar juga ya. Orang mana tahu kita berhasil apa gak ya Ndar. Orang lihatnya udah keliling aja ke luar negeri.
Saya : Jadi sebaiknya yang lu cari itu adalah mantan atasan gw, karena beliau yang mempertaruhkan uang perusahaan yang sangat tidak sedikit untuk membiaya trip gw ke luar negeri, menggaji gw tiap bulan. Dengan resiko; bisa jadi misinya gagal.
Bona : wah baru kebayang gw.
Saya : nah.... sekarang kita lanjut nih. Dengan gambaran seperti itu, biaya operasional export yang lu lihat sekarang, demikian tingginya. Itu bagaimana ceritanya lu (pemerintah) mendorong umkm untuk export? dan berharap mereka bisa se-sukses perusahaan tempat gw bekerja dulu?. Siapa yang akan membiayai trip si salesnya? siapa yang akan menggaji si export managernya?
=======================
Pembicaraan inilah jadi awal ide kami, yang kami olah bertahun setelah meeting dengan Bona di Kuningan itu. Bahwa, fungsi sales export manager itu sebaiknya, dijadikan jasa outsourcing saja.
Satu sales export itu harusnya bisa bergerak untuk mewakili 5 sampai 10 perusahaan /produser. Sehingga biaya operasional export management itu, jadi rendah.
Oh tentu saja akan ada yang tanpa effort banyak, tiba-tiba dapat sales. Yaa kita ucapkan Alhamdulillah. Rezeki memang Allah yang mengatur.
Tapi ingat lah dimensi lain. Jikapun sudah dipermudah proses anda mendapatkan order tanpa effort yang mati-matian seperti yang lain. Apa anda yakin dunia selamanya akan selalu berpihak pada anda?Bahkan NOKIA yang besar tiba-tiba tumbang begitu saja.
Salam hormat untuk para pelaku export
dan special to my brother Bona Kusuma yang sekarang sudah menjadi atase perdagangan RI di New Delhi, semoga tambah sukses ya bro Karirnya.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home