Wednesday, January 08, 2020

Selamat MEMASUKI Era Baru

Selamat Tahun Baru, Dekade Baru
Selamat MEMASUKI Era Baru

The previous practice of joining a company and retirement from there - now - is no more.  
Nowadays you spend more than 3 year is a position every one wonders why you have not moved.  
Strange but this is how it is.

Isi percakapan dari seorang teman (Mr FK), seorang profesional hebat dari Negara yang menebar banyak profesional di posisi-posisi kunci perusahaan-perusahaan Fortune 500. Kami saling berkabar Happy New year minggu lalu, dan si teman mengabarkan bahwa dia jobless (lagi). 

Saya ingat pertama kenal beliau, hampir 13 tahun lalu, seorang dengan gambaran sempurna di top management perusahaan yang dimiliki group usaha terbesar di negaranya. Saya sempat iri melihat CV si teman ini begitu kenal, lulusan Australia (1st world) dan berkarir di tanah airnya (3rd world), memegang jabatan tinggi di usia yang masih sangat muda. Berkah dari orang tua yang sanggup membayar biaya kuliahnya di luar negeri. Sementara saya, seorang yang menjadi technical sales karena tidak berhasil mendapatkan beasiswa di 1st world seperti beliau dan mustahil untuk meminta beasiswa dari orang tua. Kesamaan cara berpikir dalam mengatasi masalah-masalah teknis yang pelik membuat kami dekat. Karena bagi kami sesuatu yang sangat pelik bagi orang lain, sebenarnya sederhana untuk di urai, asal anda mau berpikir jernih.

Text FK di whattsapp diatas seperti membawa waktu mundur 2 dekade. Saya lah si (salah satu) teman dia yang tidak pernah berkarir lebih dari 3 tahun di satu posisi itu, sejak dari pertama bekerja di penghujung abad lalu (pertama dipanggil sebagai profesional pada bulan Desember 2000) saat masih menyelesaikan skripsi, dan langsung menjadi pegawai pada minggu pertama Februari 2001, saat secara resmi masih menyandang status mahasiswa. Dan dari awal bekerja itu, selalu berpindah-pindah pekerjaan dalam waktu 3 tahunan, di posisi yang berbeda di industri yang berbeda. Masih teringat dan sebuah kebanggaan saat itu, ketika FK dengan gambaran sempurna di atas, di dalam ruang meeting yang cukup panas karena sebuah complaint, menatap rekan saya tanpa bicara selama beberapa saat dan lalu mengalihkan pandangannya ke saya  :
“Brothers, Mr. AW (‘boss’ saya dalam trip ini), may I propose you a special request please”
“Yes FK, what is it? For sure we will consider it for you” Pak AW mengakomodir customer yang sedang panas karena complaint terhadap produk kami.
“I request that this issue will taking care and all your delegation will be lead by Isnandar”.

Saya kaget FK bicara seperti itu, sebuah tindakan yang hmmm cukup kurang sopan, meminta demikian pada counterpart, karena itu jelas adalah urusan internal kami. Saya lirik AW lebih dulu, AW mencoba merobah posisi tempat duduknya, kikuk. Saya merasa lebih kikuk “FK, come on man, in this company, I am not the captain pilot of delegation, I am just the co-pilot.”
“Isnandar, AW, this is serious issue. And AW, I believe Isnandar will be able to handle this issue nicely. I watch how he solve the complicated problem happen at our competitor last 2 years. Perfecto”

“But FK, I am just the co-pilot, a newly joint. On contrary, AW is more senior and I believe AW will be the perfect person to lead this issue”.


Di era baru ini, senioritas menjadi barang aneh. Dunia membutuhkan orang yang ‘pas’ dan mengerti apa yang harus di kerjakan. Segera.

————-

Dua tahun lalu, di bilangan hotel terkenal di Sudirman, saya berhasil diselundupkan kedalam forum rekan-rekan Human Resources hebat di Jakarta ini. Sebagai orang yang tidak berkarir di dalam bidang Human Resources, sebuah berkah bagi saya atas upaya penyelundupan ini, dan sambil menikmati makanan, kopi dan acaranya. Saya menyerap keresahaan para profesional HRD di dalam forum itu.
Sekarang ini sangat sulit mencari dan mempertahankan para salesman. Gampang banget pindah-pindah perusahaan, Semua tools kita untuk menarik hati mereka untuk loyal, tidak berharga lagi.
Kita coba ikat dengan fasilitas mobil, mereka menjawab “Boleh gak, fasilitas mobilnya di jadikan uang saja dan masuk component salary (cash), saya ada mobil kok, dari papa, saya pakai mobil pribadi aja”
Kita coba dengan fasilitas Asuransi, mereka menjawab “Boleh gak, fasilitas asuransinya di jadikan uang saja dan masuk component salary (cash), saya udah ada Asuransi kok dari mama, biar saya terusin aja cicilan bulanannya.

Saya terbengong-bengong mendengar curhatan para interviewer ini, orang-orang yang bisa jadi akan saya hadapi kalau saya melamar pekerjaan ke perusahaan mereka. 
Dunia berubah dengan sangat cepat, Pembicaraan ini berlangsung di tahun 2017, saat itu HRD sudah kesulitan mencari salesman yang ‘loyal’ sementara market (tenaga kerja) memiliki persediaan banyak calon salesman. Pada tahun 2017 itu adalah sebuah kebanggaan menjadi salesman.  Sementara kurang lebih satu dekade sebelumnya, ketika pertama kali menjadi sales, saya masih merasa malu dan merasa salah tempat. Bahkan untuk kartu nama saya sendiri, saya wanti-wanti ke HRD tolong dicarikan nama jabatan apa kek yang keren, asal bukan “salesman”.

———
Dua fenomena diatas, dan banyak fenomena lainnya, meyakinkan kami di Kareem International, bahwa dunia berubah dan akan berubah dengan sangat cepat.


 Profesi Export salesman akan mendapatkan giliran untuk terkena tsunami besar. 


Awal abad ini kita menyaksikan tsunami melanda pekerjaan-pekerjaan pendukung. Yang paling menghebohkan adalah di posisi Cleaning Services / helper / Office boy. Pada tahun 90-an ini adalah posisi yang bisa menjamin penghidupan bagi banyak orang kecil. Asal patuh, loyal, tidak neko-neko, anda punya pekerjaan yang di ujung usia, anda punya uang pensiun. Tiba-tiba revolusi outsourcing bagi fungsi pekerjaan ini melanda, dan dunia berubah sangat cepat. Hadirnya hal baru berupa outsourcing di posisi ini merobah banyak hal, landscape business, operation cost, dan tentu saja, lapangan kerja dan merembet ke isu-isu sosial dan politik. Hadirnya pola outsourcing di sektor ini di ikuti dengan beberapa demonstrasi dan gejolak. Tetapi di ruang yang lain, migrasi dari in-house employee dan beralih ke fungsi outsourcing, berlangsung sepi gejolak dan bahkan disambut dengan rasa win win solution bagi semua pihak.

Fungsi pegawai akunting yang spesialis mengurus perpajakan, di outsource ke konsultant pajak, dan industry ini (konsultant pajak) tumbuh bak jamur di musim hujan. Fungsi pegawai / helper di bidang IT, teknisi komputer, sebagian beralih ke jasa IT dari pihak ketiga. Fungsi warehouse, beralih ke jasa pihak ketiga. Dan tentu yang paling mentereng dan dari zaman baheula adalah fungsi lawyer. Perusahaan memiliki in-house lawyer tapi juga membayar lawyer berkelas seperti Hotman Paris sang fenomenal.

EXPORT dan STRUKTUR EKONOMI INDONESIA

Kita harus akui bahwa struktur ekonomi negara kita, lemah dalam export. Selama berpuluh tahun kita mengakui bahwa struktur ekonomi kita 60% nya ditopang oleh UMKM. Tetapi Kalau kita lihat daftar produk yang kita export, itu tidak berasal dari produk si UMKM, tetapi “masih” (hello Udah 75 tahun merdeka, kita ‘masih’) mengexport hasil bumi.

Ketika struktur ekonomi ditopang 60% nya oleh UMKM dan dari DOMESTIC ECONOMY. Apa artinya? Artinya, kita hanya mendapatkan sebuah pertumbuhan ekonomi YANG SEMU.

Mari kita jabarkan: Katakanlah ekonomi kita tumbuh 10% year on year (saya ambil angka 10% hanya untuk mempemudah ilustrasi. Tidak perlu bilang saya bermimpi kalau ekonomi Indonesia sedang tumbuh di angka 10%. Sekali lagi anda tidak perlu bilang saya sedang bermimpi, karena MEMANG LAGI MIMPI. Apa artinya ekonomi tumbuh 10% itu dalam situasi marketnya adalah domestik? 

Artinya, jika kita ada 3 orang dalam suatu kumpulan
Saya si A, berdagang nasi pada dua teman saya si B dan si C. Karena ekonomi (inflasi) tumbuh 10%, maka harga sebungkus nasi padang saya yang tahun lalu adalah Rp. 20,000, sekarang saya jual di harga Rp. 22,000. Dan si B dan Si C adalah pelanggan Warung nasi saya

Si B berdagang baju, tiap tahun saya membeli ke dia. Karena ekonomi (inflasi) tumbuh di 10%, maka harga satu lembar baju batik yang tahun lalu adalah Rp. 100,000, sekarang harus saya beli ke B pada harga Rp. 110,000. Si C pun begitu

Karena kami (A dan B) masih pedagang kecil, kami mengontrak di rumah si C. Karena ekonomi (inflasi) tumbuh 10%, maka harga sewa kamar kontrakan di rumah C yang tahun lalu adalah Rp. 1,000,000 sebulan, sekarang saya harus menyediakan uang Rp. 1,100,000 / bulan untuk kamar yang sama.

Ini PERTUMBUHAN SEMU!
Harga produk saya naik 10%, tetapi uang yang saya harus sediakan untuk purchasing juga naik 10%.

Termodinamika Fisika mengatakan: TOTAL ENTALPHY (H) nya NOL!


Entalphy (H) kita akan positif (atau ekonomi itu tumbuh nyata), kalau si A menjual nasi ke Africa, si B berdagang baju ke Australia, dan si C mengontrakkan rumah pada orang Jepang. 

TOTAL ENTALPHY (H) akan positive kalau ada energi baru dari luar yang masuk. a.ka. EXPORT

Upaya Mendorong Export

Mari kita sama-sama mengakui dan memberikan appresiasi terlebih dahulu pada upaya pemerintah untuk mendorong export. Bangsa ini tidak akan maju kalau kita memilih untuk melakukan 10 kali kritik lalu hanya 1 kali appresiasi, mari kita balik, atau setidaknya kita imbangkan.

Terus terang saya selalu mencoba menghindar untuk melontarkan kritik terhadap pemerintah dengan langsung dan terbuka. Karena yaa banyak teman disana hahaaha. Dan saya berani berkata, banyak orang-orang baik di sana, hampir semua orang-orang baik dan mereka sudah bekerja keras untuk mendorong export. Silahkan anda lakukan research sederhana via google atau kliping, Dari ratusan ribu atau mungkin jutaan pegawai pemerintah, anda akan temukan hanya SATU orang yang brengsek. Namanya si “Oknum”, cuma satu orang ini, sayangnya dia punya ilmu siluman yang bisa hinggap ke banyak orang.

Tapi yaa izinkan saya kali ini memberikan kritik ya teman-teman pemerintah. Lha salah lu lu pade kenape jadi pegawai pemerintah hehehehe…. Kalau kami swasta ini kan yang mengkritik kan atasan atau customer, caranya: dipecat atau hilang market.
Rasanya nasehat berupa analogi dari seorang guru business pada saya dibawah ini, bisa mewakili banyak hal

Sang Guru: Nandar, kamu pernah (bekerja di) ke sawah waktu masih di kampung?

Saya: Pernah Uda, bantu-bantu mama terutama kalau musim tanam

Sang Guru : Coba kamu perhatikan jika ada yang memberi nasehat seperti ini 
“Hati-hati lah ke sawah, nanti kamu bisa-bisa di gigit lintah, sakit lho. 
Apa yang salah dari nasehat itu Nandar?”

Saya: Jelas ada yang salah uda, Lintah itu TIDAK PUNYA gigi, jadi tidak mungkin dia menggigit. Dan di pantak (sengat) lintah itu tidak berasa sama sekali. Tidak akan mungkin sakit, wong kita tidak sadar kok.

Sang guru: jadi pointnya apa?
Saya: si orang tersebut TIDAK PERNAH ke sawah uda.

Sang guru: Benar sekali. Niatnya sudah baik, perhatian sekali, memberikan nasehat yang baik. Tapi karena tidak tahu lapangan, hanya melihat dari pinggir, nasehat itu salah.


Dan fabel ini terjadi di sana sini, berulang dan berulang:

Ada saran pada perusahaan makanan dan minuman agar packaging di ganti dulu dengan tulisan yang lebih sesuai dengan negara tujuan export. 
Tahukah teman-teman pemerintah bahwa bagi UMKM, biaya packaging itu nightmare. MoQ mengganti packaging itu setara dengan 4 container order. Kami sebenarnya akan bertanya: ada order dulu gak? Ganti packaging mah bisa aja kalau order udah ada.

Dalam sebuah misi dagang resmi, salah satu anggota delegasi adalah perusahaan pensupply industri rokok. Ayuhlah, sejak kapan kalau delegasi resmi pemerintah manapun di dunia ini akan berpromosi kalau salah satu anggota delegasi adalah untuk mendukung industri rokok? Ujung-ujungnya beliau ini kan hanya jadi ‘pelengkap’ agar rombongan terlihat banyak saja.

Export Salesman vs Local Salesman

Export salesman dan local salesman kalau kita ibaratkan atlet, sesungguhnya adalah dua atlet pada cabang/nomor olahraga yang berbeda.  Export salesman, lebih cocok diibaratka sebagai atlet sprinter. Dia hanya punya waktu untuk perform selama 10 detik. Sementara local salesman, itu lebih seperti pelari Marathon. Dia harus sanggup berlari selama 2 jam. Local sales harus punya kesabaran dan konsistensi untuk datang sekarang, lalu minggu depan lalu bulan depan, sampai si customer luruh. 
Tapi export salesman? Mau datang tiap bulan Tanpa progres yang jelas? Cost dari mana?
Lalu siapa diantara dua pelari ini yang memiliki masa otot lebih banyak?
SPRINTER ; SI EXPORT SALESMAN


Lalu mengapa selama ini produsen kita selalu di latih (oleh pemerintah) otot yang itu-itu saja.
Selalu di seminar-seminar berbicara tiga hal :
  1. Product development: packaging, quality dan sejenisnya. Yang kadang bagi saya lucu, kok rasanya si koki lebih Kenal bahan masakannya deh dari pada kita deh. Ngapain di ajarin lagi?

  1. Shipment, hal-hal terkait pengapalan, demurage itu apa, packing dll. Yang hare gene, ketika sudah ada confirm order akan banyak pihak ketiga yang bersedia membantu

  1. Dan terakhir tentang payment. Apa itu Letter of Credit, tempo pembayaran dan lain - lain. Yang sama dengan point dua, akan banyak pihak ketiga yang membantu cari jalan keluar, kalau bisnis udah okey.


Sementara otot-otot lain, seperti pengenalan market, bagaimana bertindak di dalam sebuah expo / pameran, bagaimana berdiplomasi dengan cepat, bagaimana menangani complaint dengan baik dan bahkan memposisikan diri lebih baik dari kemampuan menangani complaint itu sampai urusan ‘sederhana’ seperti administrasi, tidak di explore secukupnya.

Kemampuan Untuk CONNECTING THE DOTS dan Compare & Contrast Data

Pada awal berdirinya Kareem, kami dapat kesempatan untuk mendorong export Sarden dari Indonesia ke Africa Barat. Setelah 2 bulan wara wiri berdiskusi pada sekian supplier Sarden, kami berkesimpulan, export sarden ke negara itu is a BIG NO - red: saat itu / 2017. Ketika sampai di salah satu negara di Arica Barat, seorang partner meminta kami untuk mencari supplier Indonesia yang mau export Sarden ke negaranya . Saya mencoba menghindar dari pembicaraan ini, karena dari data kami, itu  A BIG NO.

Tapi setelah beberapa hari diminta terus, akhirnya saya ajak si calon partner untuk berdiskusi dengan kami dan juga teman-teman dari perwakilan pemerintah disana. Dan dalam diskusi itu saya paparkan bahwa ADA DATA YANG ANEH dari industry sarden, yaitu:
  • Survey pasar mengatakan bahwa harga Sarden itu CIF adalah di angka (sebuah ilustrasi aja) di US$ 11 cent / kaleng
  • Sementara kami tahu harga KALENG KOSONG saja adalah US$ 7 cent / kaleng.

Ada data yang aneh bahwa masa iya sih si 4 cent itu adalah total cost untuk harga produk (si Ikan), biaya pegawai, biaya shipment, tax, agency fee, bank dll. Awalnya saya dibilang ngaco. Tapi kami bilang, tidak mungkin salah, karena supplier kaleng adalah client kami. Dan data pemerintah (yg 11 cent) juga tidak mungkin salah. Ada data yang tidak singkron, padahal dua-duanya harusnya data yang benar.

Dalam satu minggu - alhamdulillah - kami bisa menemukan jawaban kenapa data bisa seperti itu. Ada opportunity window yang dimanfaatkan oleh pedagang-pedagang sarden asal Libanon atas perbedaan regulasi di Jebel Ali (dubai) dan negara tujuan export di Africa Barat. Tapi apa yang terjadi di Indonesia? Berkali-kali produsen kita mendapatkan petuah (oleh???) , ayuh kalian harus lebih hemat, lebih irit, semua perkataan lebih yang arti sebenarnya malah menyuruh produsen mengencangkan ikat pinggang. 

Kita hidup di era informasi. Informasi datang melimpah ruah bahkan tanpa kita minta atau cari. Hari ini, kemampuan yang harus dimiliki bukanlah kemampuan MENCARI / MENDAPATKAN informasi.
Tapi justru kemampuan melakukan compare and contrast, mana informasi yang aneh dan dalami hal itu.
Kemampuan untuk CONNECTING THE DOTS


Dan kembali dalam perspective export, sebagai pengusaha anda harus membayar berapa untuk mendapatkan tenaga sales export manager di level ini?

Dan jika anda bukan orang yang benar-benar PERGI KE SAWAH, apakah anda akan punya sense untuk membaca keanehan data ini?

OUTSOURCING EXPORT MANAGER

Membaca dan menyelami semua fenomena diatas, kami meyakini bahwa dekade di depan, posisi export sales manager akan mendapatkan tantangan baru yaitu: OUTSOURCING EXPORT MANAGEMENT BUSINESS

Business apa itu?
Kami (Kareem sebagai contoh) menjadi Export Manager untuk banyak perusahaan, bukan hanya terhadap satu perusahaan. Tapi setiap perusahaan itu bukanlah yang bersaing head to head satu sama lain. 
Sebagai (Outsourcing) Export Manager, kami melakukan semua kegiatan dan tugas seorang export manager. Semua otot si sprinter diatas. Tapi perusahaan tidak perlu membayar gaji yang mahal layaknya seorang export manager tersendiri yang cost perbulan minimal sudah di atas Rp. 20,000,000. Sebagai outsourcing export manager, income / business utama kami adalah KOMISI SETELAH PENJUALAN. Sementara semua kegiatan marketing adalah sebuah cost to cost action.

Beda sekali dengan Trader. 
Trader mengambil resiko dan inisiatif lebih dalam dibanding kami sebagai ‘outsourcing’ export manager. Trader akan melakukan penjualan, lalu menahan stock dan lalu menjualanya pada saat yang tepat. Trader melakukan investasi lebih dan juga resiko lebih, nota bene, margin mereka juga harusnya besar.

Tapi trader tidak akan pernah membuka kepada siapa dia melakukan penjualan, bagaimana situasi market dan lain-lain, karena itu adalah aset mereka. Sementara kami berkepentingan untuk membagi data-data itu pada vendor kami. 

Outsourcing Export Manager adalah cara Terbaik untuk mendapatkan Export Manager profesional seharga UMR (Upah Minimum Regional)

ON-LINE BUSINESS 

Banyak pihak yang menyatakan bahwa market place adalah cara terbaik untuk menjangkau export. Ayuhlah, bangun dari Mimpi dan berhenti menghibur diri bahwa semua urusan business export itu bisa di selesaikan hanya dengan satu obat ajaib : On Line business

On line adalah platform untuk membantu transaksi. Bukan untuk mencari rekan bisnis yang mendalam. Sementara fundamental export adalah hubungan yang mendalam (ada artikel lain kami tentang ini).

Online tidak memberikan prediksi sales (forecasting). Anda sebagai produsen langsung deal dengan user, tanpa ada pihak lain, semua margin bisa anda raih sendiri. Itu benar, benar dan benar.
Tapi siapa yang akan memberikan forecasting? Berapa banyak kita mendengar cerita, penjualan tiba-tiba meroket karena promosi di online. HANYA DALAM SATU BULAN TERJUAL 5 JUTA UNIT!!!!! (tanda seru nya ada 5!).
Lalu apa anda (produsen) juga berani untuk langsung mempercepat kapasitas produksi untuk 3 bulan ke depan menjadi 15 juta unit perbulan? Invest di mesin, manpower, raw material? Dan tiba-tiba bulan ke dua sales drop menjadi hanya 500 unit? Karena ini IMPULSE BUYER

Kalau begini cara kita membangun “ketahanan” industry nasional

Apa bedanya dengan derita petani cabai yang terdorong menamam cabai ketika harga cabai itu Rp. 80,000 / Kg dan SEMUA PETANI BERLOMBA MENANAM CABAI
Dan ketika mereka panen, harga tinggal Rp 500 / Kg


On line business, apalagi market place, adalah tempat untuk mempemudah transaksi. Bukan untuk fundamental business. Semakin banyak platform online, semakin banyak cost yang anda harus sediakan (katakanlah registrasi itu free, tapi google adds, Facebook adds, SEO ??).
Pada satu titik, kembali anda akan butuh satu orang export manager untuk menganalisa, harus invest di platform apa.


INDONESIAN HOUSE by Kareem
pastedGraphic.png

Sebuah produk yang baik, selalu diawali oleh pembacaan masalah yang tepat dan si produk harus menghadirkan solusi yang tepat atas masalah itu.

Alhamdulillah seluruh ‘bacaan’ kami diatas terhadap perkembangan zaman, solusi yang ingin kami tawarkan untuk mengatasi tantangan diatas, mendapat tempat di dunia business setelah kami mulai menawarkan konsep ini sejak 2 tahun lalu. Dan sekarang kami yakin untuk mengatakan


DEKADE INI AKAN MENJADI DEKADE DIMULAINYA SEBUAH LINI BUSINESS BARU :
OUTSOURCING EXPORT MANAGEMENT

Dan izinkan kami menyampaikan, Kareem International adalah pelaku terdepan atas industri baru ini. Bulan July 2019 kemarin, kami mendapatkan kepercayaan untuk mengelola satu Lantai milik partner kami di Mauritius dan kami bersepakat untuk mendirikan di Lantai itu an INDONESIAN HOUSE by Kareem @Mauritius. Sebuah ruang display permanent untuk produk-produk dari para vendor kami.
Karena memang masih banyak item-item produk yang berpotensi export itu adalah produk-produk yang harus di raba, di lihat secara real terlebih dahulu oleh calon importer.

Dari satu semester lalu (July 2019) kami sudah bergerak atas kepercayaan para vendor yang percaya dengan datangnya era baru ini. Container pertama saat ini sudah merapat di port louis yang berisi sample-sample dari vendor yang bernilai ratusan juta (sample doang). Container kedua sedang on water (juga sample bernilai ratusan juta). Beberapa customer yang akan jadi distributor bahkan sudah datang ke Jakarta dan bersiap-siap untuk menjadi sole distributor atas vendor-vendor kami di negara mereka (bukan hanya Mauritius!). Dan kami sedang bersiap-siap untuk melakukan launching program-program yang akan kami adakan di Mauritius: opening ceremony, coffee talk, food show, fashion show, handycraft course, dan display product sale.

Satu hal yang sangat menggembirakan bahkan datang dari partner kami yang memiliki gedung di Mauritius. Setelah Melihat perkembangan dan respons para vendor (indusrialis kita) atas inisiatif Kareem, maka beliau memutuskan untuk melakukan renovasi interior gedung ini agar memberikan cita rasa yang lebih ke Indonesiaan. Sebuah langkah yang harus di apresiasi karena kami tidak sepakat bahwa business kami sebenarnya Adalah commission fee dari penjualan, yang berarti baru dapat uang NANTI NANTI. Hanya keyakinan bahwa visi dan inisiatif ini akan menjadi sebuah business yang mutual benefit, yang mampu mendorong pemilik gedung melakukan investasi tersebut.

   



Terakhir izinkan saya menyampaikan pada semua anak bangsa, para vendor kami, rekan-rekan pemerinta, rekan-rekan pengusaha;  
Pilihan ada di tangan anda, jika anda tidak bergerak ke arah ini, kompetitor anda akan melakukannya. Dan artinya cost untuk memanage export market anda akan jauh lebih tinggi dibanding sang kompetitor yang memilih meng outsourcing kannya.

Sebuah era baru datang. Ini saatnya ada mendapatkan kualitas pekerjaan layaknya seorang Export Manager profesional, pada gaji setara UMR karyawan.

Pilihan ada di tangan anda, jika anda tidak bergerak ke arah ini, kompetitor anda akan melakukannya. Dan artinya cost untuk memanage export market anda akan jauh lebih tinggi dibanding sang kompetitor yang memilih meng outsourcing kannya.


Salam, dan Terimakasih
Jakarta, hari ke enam sebuah dekade baru, sebuah era baru, 
 6 Januari 2020



Isnandar
CEO Kareem Rakeen Group
#Tulisan adalah pendapat pribadi 
Bisa di hubungi melalui whattsapp di 08119696717, 
www.kareeminternational.com

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home