Wednesday, March 03, 2010

Toyoda versus Kongress A.S

25th February 2010

Sebuah Sentilan
Jika anda mengamati berita international akhir-akhir ini, anda pasti membaca bahwa Presiden Toyota Motor, Akio Toyoda, kemarin memberikan keterangan terbuka di depan kongress Amerika Serikat. Hal ini sebenarnya senada dengan DPR yang memanggil para petinggi dalam kasus Bank Century yang lagi trend di tanah air.
Tetapi ada yang menarik disini, kalau DPR memanggil para petinggi, pengamat dan semua orang yang dianggap 'pintar', baik pengundang (DPR) dan orang yang di undang, semuanya adalah warga negara Indonesia, semuanya memiliki passport yang sama. Sehingga apapun muara hukum dari pemanggilan tersebut akan 'dengan mudah di aplikasikan' karena semua orang berada dalam naungan hukum satu negara - Indonesia.

Lantas bagaimana dengan pemanggilan Toyoda - sang cucu pendiri Toyota Motor ini oleh kongress Amerika Serikat?. Toyoda adalah warga negara Jepang, tetapi 'harus' menghadiri pemanggilan oleh kongres / parlemen negara lain.


Borderless World

Hal ini adalah sebuah contoh bahwa dunia mengarah ke sebuah era borderless nation. Negara tanpa sekat-sekat perbatasan geografis.
Dalam waktu yang tidak akan terlalu lama, konsep nation akan mengalami pergeseran, selain passport dengan lambang burung Garuda - yang kemarin coba 'diangkat' oleh Armani, banyak warga bangsa ini yang akan memiliki passport lainnya juga. Menjadi warga negara berpassport ganda, selain Passport Indonesia, mereka akan memiliki passport Nike, BASF, Samsung, Philip Morris, Nestle, Microsoft dan lainnya. Ini akan menjadi sebuah keniscayaan sejarah, sesuatu yang tidak bisa ditolak. Satu-satunya cara 'bertahan' adalah, persiapkan diri sehingga jangan tergugup dan terbata-bata pada saat hal itu ada di depan hidung kita.

Sekat-sekat geografis sebuah negara bangsa masih akan ada, tetapi selain itu juga akan ada sekat-sekat imaginer negara bangsa yang lain. Jika anda memahami atau setidaknya menikmati tontonan film trilogi THE MATRIX, anda pasti akan cepat mengerti maksud saya. Atau setidaknya anda tentu kenal hologram bukan?. Hologram adalah sebuah bidang yang mampu menampilkan dua gambar yang berbeda sekaligus, tergantung dari sudut mana anda melihatnya. Yang sebenarnya adalah tergantung dari pantulan cahaya yang mana yang anda ingin lihat. Ini bukan perbedaan persepsi, perbedaan persepsi ada di otak si pengamat padahal bendanya sama. Dalam hologram memang bendanya itu ada dua sekaligus dalam satu tempat.

Saat ini ada sebuah 'pertanyaan philosophis' yang sering diajukan : negara manakah yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia?
1. China ; lbh dari satu milyar
2. India ; lbh dari satu milyar
3. Amerika serikat : sekitar 400 juta
4. FACEBOOK : sekitar 300 juta
5. Indonesia : 240 juta

Saya tidak akan berpanjang-panjang dalam hal ini.
Intention saya hanya menyentil rekan-rekan yang setidaknya seusia saya dan terlebih yang jauh lebih muda dari saya. Bahwa era ini akan jadi era anda nantinya, mau tidak mau anda akan menghadapi hal itu sehari-hari, anda akan berkompetisi dengan mereka yang siap dengan hal itu dan anda mungkin belum. Jika kembali menganalogikan pada hologram, jika anda tidak siap dengan hal ini. Anda akan berkompetisi sebagai sebuah sticker 'minyak' sewaktu kita masih kecil yang bisa ditempelkan di dinding, buku, atau tangan (mama saya pernah marah karena saya hobi menempel sticker-sticker ini di rumah nenek yang berdinding kayu itu), cuma ada satu gambar dalam sticker itu - pinokio, superman, batman, rambo dan lain - lain. Sedangkan kompetitor anda adalah sebuah hologram yang mampu menampilkan multi picture dalam satu bidang yang sama, dari sudut 30 derajat dia adalah sebuah garuda lambang passport indonesia, tapi dari sudut 50 derajat gambar itu adalah gambar 'contreng kebenaran' ala Nike.

Silahkan berpikir, sebelum hal itu menjadi terlambat.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home